TUGAS ISD
NAMA : ARGA YUDA PERMANA
NPM : 1a113707
KELAS : 5ka42
TUGAS 1
MASALAH SOSIAL FAKTOR EKONOMI
KEMISKINAN
Kemiskinan memang adalah
pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak pernah di
prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan
tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.
Kemiskinan merupakan masalah
yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk,
terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan
kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini
berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan
kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja
dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah
berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun
1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan terjadinya krisis
ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan
tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu
melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan,
memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah
penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5
tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan
perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan
memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu
oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan
masyarakat.
1.1 Faktor Penyebab Kemiskinan
Ternyata kemiskinan itu tidak
terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang menyebabkan
terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan
dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini :
A. Merosotnya standar perkembangan pendapatan
per-kapita secara global.
Yang perlu digaris bawahi di
sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan
produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur
meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya
produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan.
Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan
pendapatan per-kapita:
1) Naiknya
standar perkembangan suatu daerah.
2) Politik
ekonomi yang tidak sehat.
3) Faktor-faktor
luar negeri, diantaranya:
4)
Rusaknya syarat-syarat perdagangan
5)
Beban hutang
6)
Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang
B. Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor ini sangat penting dalam
pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja
dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus,
serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan
maksimal
C. Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya
kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan
pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis
dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga
kerja ahli dan banyaknya pengangguran.
D. Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang
merata.
Hal ini selain menyulitkan akan
terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga
secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain
rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara
Sumber
:
TUGAS 2
MASALAH SOSIAL FAKTOR BUDAYA
Pengaruh
Perceraian Terhadap Psikologi Anak
Kebanyakan kita berpendapat bahwa Pengaruh Perceraian
Terhadap Psikologi Anak tidak terlalu serius. Hal ini adalah salah karena
justru reaksi sang anak terhadap perceraian sangat menentukan aspek psikologis
sang anak. Reaksi tersebut sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaian sang
anak terhadap pernikahan orang tua mereka serta pada tingkatan mana rasa aman
dalam keluarga dapat mereka rasakan. Artikel ini membahas tentang pandangan
umum anak-anak terhadap perceraian, dampak yang umum dari perceraian tersebut
serta kemungkinan manifestasi dalam bentuk perilaku dari peristiwa itu.
A. Perbedaan
Reaksi Anak-Anak terhadap Perceraian Secara Umum
Menurut data statistik lebih dari setengah
anak yang berasal dari keluarga dengan tingkat rasa aman secara psikologis yang
rendah atau tidak bahagia menunjukkan reaksi yang sama terhadap perceraian
yaitu bahwa hal itu merupakan yang terbaik untuk keluarganya. Sebaliknya lebih
dari separuh jumlah anak-anak yang tumbuh dari keluarga bahagia cenderung
menunjukkan kesedihan dan kebingungan mreka dalam menghadapi perceraian kedua
orang tuaereka
Penelitian-penelitian psikologi menunjukkan
bahwa anak-anak dari keluarga yang bercerai kebanyakan menderita secara
financial dan kehilangan rasa aman secara emosional. Selain itu pengaruh
lainnya adalah meningkatnya “perasaan dekat” sang anak dengan ibunya disertai
berkurangnya jarak emosional terhadap sang ayah. Hal ini akan terjadi apabila
sang anak berada di dalam asuhan atau perawatan ibunya. Selain itu, anak-anak
yang memiliki orang tua yang bercerai cenderung merasa malu dengan adanya
perceraian tersebut. Akhirnya mereka ini cenderung menjadi inferior bila
dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Sebagai akibatnya tidak jarang anak-anak
dengan orang tua yang bercerai akan berbohong dengan mengatakan tidak ada
perceraian dalam keluarga mereka atau cenderung menghindari
pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perceraian orang tua mereka.
B. Tanda-tanda
Pengaruh Perceraian Terhadap Psikologi Anak
Tanda-tanda perubahan psikologis yang
umumnya ditunjukkan oleh anak sebagai akibat perceraian orang tuanya antara
lain adalah menurunnnya rasa aman, meningkatnya perasaan tidak diinginkan oleh
salahsatu orang tua yang pergi, meningkatnya perasaan sedih, cenderung
kesepian, mudah marah dan meningkatnya perasaan kehilangan. Lebih jauh
manifestasi Pengaruh Perceraian Terhadap Psikologi Anak dapat dilihat dalam
bentuk perilaku seperti suka marah, bertindak agresif atau kasar, menjadi tidak
suka bergaul, tidak ceria atau pendiam, menjadi tidak berminat, sulit
berkonsentrasi atau prestasinya menurun, menjadi suka melamun yang sebagian
besar tentang kemungkinan bersatunya kedua orang tua mereka.
SUMBER :
http://artikelkesehatanwanita.com/pengaruh-perceraian-terhadap-psikologi-anak.html
TUGAS
3
MASALAH SOSIAL FAKTOR BIOLOGIS
HIV AIDS
AIDS adalah
kepanjangan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.AIDS merupakan
kumpulan gejala infeksi yang disebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia
akibat virus HIV. AIDS bukan penyakit keturunan. HIV merupakan
kepanjangan dari Human Imunodeficiency Virus. Artinya, virus ini
menjadikan “cemilan” atau memangsa kekebalan tubuhmanusia untuk tumbuh dan
berkembang biak.Seseorang yang terkena virus HIV belum tentu terkena AIDS.
Butuh waktu belasan tahun untuk menjadikan seseorang yang terinfeksi HIV
menjadi penderita AIDS. Virus ini memangsa sistem kekebalan tubuh secara
perlahan-lahan sampai akhirnya orang yang dihinggapi virustersebut
“tumbang” dan berubah menjadi penderita AIDS.
Gejala-gejala Umum AIDS
Adapun gejala-gejala umum AIDS
adalah sebagai berikut.
- Penurunan berat badan tanpa sebab (lebih
dari 10 %) dalam sebulan.
- Diare berlarut-larut lebih dari satu bulan.
- Demam yang berfluktuasi tanpa sebab yang jelas
lebih dari satu bulan.
- Batuk lebih dari satu bulan dan tak kunjung
sembuh.
- Gatal-gatal di seluruh tubuh.
- Herpes Zoster (mirip cacar air), ini
disebabkan virus herpes.
- Candidiasih, bintik-bintik merah atau
ruam-ruam paa sebagian besar permukaan kulit.
- Pembengkakan kelenjar tubuh (ketiak, leher)
Mitos Penularan HIV AIDS
Minimnya
pengetahuan tentang HIV AIDS menyebabkan seseorang yang terkena AIDS seperti
orang sudah jatuh ditimpa tangga. Artinya, mereka tidak mendapatkan pertolongan
atau rasa simpati dari orang lain disebabkan beberapa mitos keliru.
Mitos tersebut adalah HIV/AIDS bisa
menular melalui berpelukan, bersalaman, memakai gelas yang
sama, berbagi kamar mandi yang sama, bersin, gigitan
nyamuk, dan batuk.
Cairan yang tidak berpotensi
dihinggapi virus HIV adalah air mata, air liur (kecuali jika ada luka di bibir
saat berciuman), keringat.Kita tetap dapat bersahabat dengan mereka (penderita
AIDS) tanpa takut tertular. Selain obat, mereka butuh teman untuk berbagi
dan berkeluh kesah.
Tempat Favorit Virus HIV
Virus HIV memiliki
tempat favorit bersarang di dalam cairan tubuh manusia. Cairan-cairan tersebut
adalah darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu.
Cara Penularan Virus HIV
Penularan virus HIV dapat terjadi
melalui hal-hal berikut ini.
- Transfusi darah.
- Penggunaan jarum suntik, tindik, tattoo,
akupuntur yang tidak steril atau mengandung virus HIV.
- Pemberian ASI dari ibu penderita AIDS
kepada anaknya.
- Berganti-ganti pasangan (berhubungan seks
dengan penderita AIDS).
Cara Pencegahan Virus HIV
Virus HIV dapat dicegah dengan
melakukan hal-hal sebagai berikut.
- Tidak melakukan hubungan seksual
sebelum menikah.
- Setia pada pasangan.
- Gunakan kondom.
SUMBER :
https://indopriaperkasa.wordpress.com/2011/01/26/awas-hivaids-kenali-ciri-cirinya/
TUGAS 4
MASALAH SOSIAL FAKTOR PSIKOLOGIS
PENYEBAB PRILAKU MENYIMPANG
A. Faktor dari dalam (intrinsik)
1) Intelegensi
Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan
intelegensi ini berpengaruh dalam daya serap terhadap norma-norma dan
nilai-nilai sosial. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya tidak
kesulitan dalam bergaul, belajar, dan berinteraksi di masyarakat. Sebaliknya
orang yang intelegensinya di bawah normal akan mengalami berbagai kesulitan
dalam belajar di sekolah maupun menyesuaikan diri di masyarakat. Akibatnya
terjadi penyimpanganpenyimpangan, seperti malas belajar, emosional, bersikap
kasar, tidak bisa berpikir logis. Contohnya, ada kecenderungan dalam kehidupan
sehari, anak-anak yang memiliki nilai jelek akan merasa dirinya bodoh. Ia akan
merasa minder dan putus asa.
Dalam keputusasaannya tersebut, tidak jarang anak yang mengambil penyelesaian yang menyimpang. Ia akan melakukan segala cara agar nilainya baik, seperti menyontek.
Dalam keputusasaannya tersebut, tidak jarang anak yang mengambil penyelesaian yang menyimpang. Ia akan melakukan segala cara agar nilainya baik, seperti menyontek.
2) Jenis kelamin
Perilaku menyimpang dapat juga diakibatkan
karena perbedaan jenis kelamin. Anak laki-laki biasanya cenderung sok berkuasa
dan menganggap remeh pada anak perempuan.
Contonya dalam keluarga yang sebagian besar anaknya perempuan, jika terdapat satu anak laki-laki biasanya minta diistimewakan, ingin dimanja.
Contonya dalam keluarga yang sebagian besar anaknya perempuan, jika terdapat satu anak laki-laki biasanya minta diistimewakan, ingin dimanja.
3) Umur
Umur memengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah laku
seseorang. Makin bertambahnya umur diharapkan seseorang bertambah pula
kedewasaannya, makin mantap pengendalian emosinya, dan makin tepat segala
tindakannya.
Namun demikian, kadang kita jumpai penyimpanganpenyimpangan yang
dilakukan oleh orang yang sudah berusia lanjut, sikapnya seperti anak kecil,
manja, minta diistimewakan oleh anak-anaknya.
4) Kedudukan dalam keluarga
Dalam keluarga yang terdiri atas beberapa
anak, sering kali anak tertua merasa dirinya paling berkuasa dibandingkan
dengan anak kedua atau ketiga. Anak bungsu mempunyai sifat ingin dimanjakan oleh
kakak-kakaknya maupun orang tuanya.
Jadi, susunan atau urutan kelahiran kadang akan menimbulkan pola tingkah laku dan peranan dari fungsinya dalam keluarga.
Jadi, susunan atau urutan kelahiran kadang akan menimbulkan pola tingkah laku dan peranan dari fungsinya dalam keluarga.
B. Faktor dari luar (ekstrinsik)
1) Peran keluarga
Keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan
sosial sangat besar perananya dalam membentuk pertahanan seseorang terhadap
serangan penyakit sosial sejak dini. Orang tua yang sibuk dengan kegiatannya
sendiri tanpa mempedulikan bagaimana perkembangan anak-anaknya merupakan awal
dari rapuhnya pertahanan anak terhadap serangan penyakit sosial.
Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Alasan tersebut sangat rasional dan tidak salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga nonmateri. Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak dari orang tua seperti perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi teman sekaligus sandaran anak untuk menumpahkan perasaannya.
Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis.
Kasih sayang dan perhatian anak tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia akan diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut tidak ia dapatkan dari keluarganya.
Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Alasan tersebut sangat rasional dan tidak salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga nonmateri. Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak dari orang tua seperti perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi teman sekaligus sandaran anak untuk menumpahkan perasaannya.
Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis.
Kasih sayang dan perhatian anak tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia akan diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut tidak ia dapatkan dari keluarganya.
2) Peran masyarakat
Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak
dari lingkungan keluarga akhirnya berkembang ke dalam lingkugan masyarakat yang
lebih luas. Ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan rohaniah anak
mengakibatkan anak mencari kebutuhan tersebut ke luar rumah. Ini merupakan awal
dari sebuah petaka masa depan seseorang, jika di luar rumah anak menemukan
sesuatu yang menyimpang dari nilai dan norma sosial.
Pola kehidupan masyarakat tertentu kadang tanpa disadari oleh para warganya ternyata menyimpang dari nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat umum. Itulah yang disebut sebagai subkebudayaan menyimpang. Misalnya masyarakat yang sebagian besar warganya hidup mengandalkan dari usaha prostitusi, maka anak-anak di dalamnya akan menganggap prostitusi sebagai bagian dari profesi yang wajar. Demikian pula anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat penjudi atau peminum minuman keras, maka akan membentuk sikap dan pola perilaku menyimpang.
Pola kehidupan masyarakat tertentu kadang tanpa disadari oleh para warganya ternyata menyimpang dari nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat umum. Itulah yang disebut sebagai subkebudayaan menyimpang. Misalnya masyarakat yang sebagian besar warganya hidup mengandalkan dari usaha prostitusi, maka anak-anak di dalamnya akan menganggap prostitusi sebagai bagian dari profesi yang wajar. Demikian pula anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat penjudi atau peminum minuman keras, maka akan membentuk sikap dan pola perilaku menyimpang.
3) Pergaulan
Pola tingkah laku seorang anak tidak bisa
terlepas dari pola tingkah laku anak-anak lain di sekitarnya. Anak-anak lain
yang menjadi teman sepergaulannya sering kali memengaruhi kepribadian seorang
anak. Dari teman bergaul itu, anak akan menerima norma-norma atau nilai-nilai
sosial yang ada dalam masyarakat. Apabila teman bergaulnya baik, dia akan
menerima konsep-konsep norma yang bersifat positif. Namun apabila teman
bergaulnya kurang baik, sering kali akan mengikuti konsep-konsep yang bersifat
negatif. Akibatnya terjadi pola tingkah laku yang menyimpang pada diri anak
tersebut. Misalnya di suatu kelas ada anak yang mempunyai kebiasaan memeras
temannya sendiri, kemudian ada anak lain yang menirunya dengan berbuat hal yang
sama. Oleh karena itu, menjaga pergaulan dan memilih lingkungan pergaulan yang
baik itu sangat penting.
4) Media massa
Berbagai tayangan di televisi tentang tindak
kekerasan, film-film yang berbau pornografi, sinetron yang berisi kehidupan
bebas dapat memengaruhi perkembangan perilaku individu.
Anak-anak yang belum mempunyai konsep yang benar tentang norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, sering kali menerima mentah-mentah semua tayangan itu. Penerimaan tayangan-tayangan negatif yang ditiru mengakibatkan perilaku menyimpang.
Anak-anak yang belum mempunyai konsep yang benar tentang norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, sering kali menerima mentah-mentah semua tayangan itu. Penerimaan tayangan-tayangan negatif yang ditiru mengakibatkan perilaku menyimpang.
SUMBER :
http://4loveandlife.blogspot.com/2009/05/faktor-penyebab-penyimpangan-sosial.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar