Sabtu, 27 Desember 2014

TUGAS ISD

NAMA  : ARGA YUDA PERMANA
NPM    : 1a113707
KELAS : 5ka42  


TUGAS 1
MASALAH SOSIAL FAKTOR EKONOMI


KEMISKINAN
Kemiskinan memang adalah pekerjaan besar bagi pemerintah kita, tapi pekerjaan itu tidak pernah di prioritaskan untuk mengurangi angka kemiskinan, berbagi cara telah di lakukan tapi malah tidak dapat mengurus permasalahan ini.
Kemiskinan merupakan masalah yang ditandai oleh berbagai hal antara lain rendahnya kualitas hidup penduduk, terbatasnya kecukupan dan mutu pangan, terbatasnya dan rendahnya mutu layanan kesehatan, gizi anak, dan rendahnya mutu layanan pendidikan. Selama ini berbagai upaya telah dilakukan untuk mengurangi kemiskinan melalui penyediaan kebutuhan pangan, layanan kesehatan dan pendidikan, perluasan kesempatan kerja dan sebagainya.
Berbagai upaya tersebut telah berhasil menurunkan jumlah penduduk miskin dari 54,2 juta (40.1%) pada tahun 1976 menjadi 22,5 juta (11.3%) pada tahun 1996. Namun, dengan terjadinya krisis ekonomi sejak Juli 1997 dan berbagai bencana alam seperti gempa bumi dan tsunami pada Desember 2004 membawa dampak negatif bagi kehidupan masyarakat, yaitu melemahnya kegiatan ekonomi, memburuknya pelayanan kesehatan dan pendidikan, memburuknya kondisi sarana umum sehingga mengakibatkan bertambahnya jumlah penduduk miskin menjadi 47,9 juta (23.4%) pada tahun 1999. Kemudian pada 5 tahun terakhir terlihat penurunan tingkat kemiskinan secara terus menerus dan perlahan-lahan sampai mencapai 36,1 juta (16.7%) di tahun 2004.
Pemecahan masalah kemiskinan memerlukan langkah-langkah dan program yang dirancang secara khusus dan terpadu oleh pemerintah dan merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat.

1.1  Faktor Penyebab Kemiskinan
Ternyata kemiskinan itu tidak terjadi begitu saja melainkan memiliki faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya kemiskinan. Adapun faktor-faktor penyebab terjadinya kemiskinan dapat dikategorikan dalam beberapa hal berikut ini :
A.   Merosotnya standar perkembangan pendapatan per-kapita secara global.
Yang perlu digaris bawahi di sini adalah bahwa standar pendapatan per-kapita bergerak seimbang dengan produktivitas yang ada pada suatu sistem. Jikalau produktivitas berangsur meningkat maka pendapatan per-kapita pun akan naik. Begitu pula sebaliknya, seandainya produktivitas menyusut maka pendapatan per-kapita akan turun beriringan. Berikut beberapa faktor yang mempengaruhi kemerosotan standar perkembangan pendapatan per-kapita:
1)      Naiknya standar perkembangan suatu daerah.
2)      Politik ekonomi yang tidak sehat.
3)      Faktor-faktor luar negeri, diantaranya:
4)      Rusaknya syarat-syarat perdagangan
5)       Beban hutang
6)       Kurangnya bantuan luar negeri, dan Perang
B.   Menurunnya etos kerja dan produktivitas masyarakat.
Faktor ini sangat penting dalam pengaruhnya terhadap kemiskinan. Oleh karena itu, untuk menaikkan etos kerja dan produktivitas masyarakat harus didukung dengan SDA dan SDM yang bagus, serta jaminan kesehatan dan pendidikan yang bisa dipertanggung jawabkan dengan maksimal
C.   Biaya kehidupan yang tinggi.
Melonjak tingginya biaya kehidupan di suatu daerah adalah sebagai akibat dari tidak adanya keseimbangan pendapatan atau gaji masyarakat. Tentunya kemiskinan adalah konsekuensi logis dari realita di atas. Hal ini bisa disebabkan oleh karena kurangnya tenaga kerja ahli dan banyaknya pengangguran.
D.  Pembagian subsidi in come pemerintah yang kurang merata.
Hal ini selain menyulitkan akan terpenuhinya kebutuhan pokok dan jaminan keamanan untuk para warga miskin, juga secara tidak langsung mematikan sumber pemasukan warga. Bahkan di sisi lain rakyat miskin masih terbebani oleh pajak negara
Sumber :


TUGAS 2
MASALAH SOSIAL FAKTOR BUDAYA 

Pengaruh Perceraian Terhadap Psikologi Anak

Kebanyakan kita berpendapat bahwa Pengaruh Perceraian Terhadap Psikologi Anak tidak terlalu serius. Hal ini adalah salah karena justru reaksi sang anak terhadap perceraian sangat menentukan aspek psikologis sang anak. Reaksi tersebut sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaian sang anak terhadap pernikahan orang tua mereka serta pada tingkatan mana rasa aman dalam keluarga dapat mereka rasakan. Artikel ini membahas tentang pandangan umum anak-anak terhadap perceraian, dampak yang umum dari perceraian tersebut serta kemungkinan manifestasi dalam bentuk perilaku dari peristiwa itu.

A.   Perbedaan Reaksi Anak-Anak terhadap Perceraian Secara Umum

Menurut data statistik lebih dari setengah anak yang berasal dari keluarga dengan tingkat rasa aman secara psikologis yang rendah atau tidak bahagia menunjukkan reaksi yang sama terhadap perceraian yaitu bahwa hal itu merupakan yang terbaik untuk keluarganya. Sebaliknya lebih dari separuh jumlah anak-anak yang tumbuh dari keluarga bahagia cenderung menunjukkan kesedihan dan kebingungan mreka dalam menghadapi perceraian kedua orang tuaereka
Penelitian-penelitian psikologi menunjukkan bahwa anak-anak dari keluarga yang bercerai kebanyakan menderita secara financial dan kehilangan rasa aman secara emosional. Selain itu pengaruh lainnya adalah meningkatnya “perasaan dekat” sang anak dengan ibunya disertai berkurangnya jarak emosional terhadap sang ayah. Hal ini akan terjadi apabila sang anak berada di dalam asuhan atau perawatan ibunya. Selain itu, anak-anak yang memiliki orang tua yang bercerai cenderung merasa malu dengan adanya perceraian tersebut. Akhirnya mereka ini cenderung menjadi inferior bila dibandingkan dengan anak-anak lainnya. Sebagai akibatnya tidak jarang anak-anak dengan orang tua yang bercerai akan berbohong dengan mengatakan tidak ada perceraian dalam keluarga mereka atau cenderung menghindari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perceraian orang tua mereka.

 

B.   Tanda-tanda Pengaruh Perceraian Terhadap Psikologi Anak

Tanda-tanda perubahan psikologis yang umumnya ditunjukkan oleh anak sebagai akibat perceraian orang tuanya antara lain adalah menurunnnya rasa aman, meningkatnya perasaan tidak diinginkan oleh salahsatu orang tua yang pergi, meningkatnya perasaan sedih, cenderung kesepian, mudah marah dan meningkatnya perasaan kehilangan. Lebih jauh manifestasi Pengaruh Perceraian Terhadap Psikologi Anak dapat dilihat dalam bentuk perilaku seperti suka marah, bertindak agresif atau kasar, menjadi tidak suka bergaul, tidak ceria atau pendiam, menjadi tidak berminat, sulit berkonsentrasi atau prestasinya menurun, menjadi suka melamun yang sebagian besar tentang kemungkinan bersatunya kedua orang tua mereka.

SUMBER :
http://artikelkesehatanwanita.com/pengaruh-perceraian-terhadap-psikologi-anak.html

TUGAS 3
MASALAH SOSIAL  FAKTOR BIOLOGIS

HIV AIDS

AIDS adalah kepanjangan dari Acquired Immune Deficiency Syndrome.AIDS merupakan kumpulan gejala infeksi yang disebabkan rusaknya sistem kekebalan tubuh manusia akibat virus HIVAIDS bukan penyakit keturunan. HIV merupakan kepanjangan dari Human Imunodeficiency Virus. Artinya, virus ini menjadikan “cemilan” atau memangsa kekebalan tubuhmanusia untuk tumbuh dan berkembang biak.Seseorang yang terkena virus HIV belum tentu terkena AIDS. Butuh waktu belasan tahun untuk menjadikan seseorang yang terinfeksi HIV menjadi penderita AIDS. Virus ini memangsa sistem kekebalan tubuh secara perlahan-lahan sampai akhirnya orang yang dihinggapi virustersebut “tumbang” dan  berubah menjadi penderita AIDS.

Gejala-gejala Umum AIDS
Adapun gejala-gejala umum  AIDS adalah sebagai berikut.
  1. Penurunan berat badan tanpa sebab  (lebih dari 10 %)  dalam sebulan.
  2. Diare berlarut-larut lebih dari satu bulan.
  3. Demam yang berfluktuasi tanpa sebab yang jelas lebih dari satu bulan.
  4. Batuk lebih dari satu bulan dan tak kunjung sembuh.
  5. Gatal-gatal di seluruh tubuh.
  6. Herpes Zoster (mirip cacar air), ini disebabkan virus herpes.
  7. Candidiasih, bintik-bintik merah atau ruam-ruam paa sebagian besar permukaan kulit.
  8. Pembengkakan kelenjar tubuh (ketiak, leher)
Mitos Penularan HIV AIDS
Minimnya pengetahuan tentang HIV AIDS menyebabkan seseorang yang terkena AIDS seperti orang sudah jatuh ditimpa tangga. Artinya, mereka tidak mendapatkan pertolongan atau rasa simpati dari orang lain disebabkan beberapa mitos keliru.
Mitos tersebut adalah HIV/AIDS bisa menular melalui berpelukan, bersalaman, memakai gelas yang sama, berbagi kamar mandi yang sama, bersin, gigitan nyamuk, dan batuk.
Cairan yang tidak berpotensi dihinggapi virus HIV adalah air mata, air liur (kecuali jika ada luka di bibir saat berciuman), keringat.Kita tetap dapat bersahabat dengan mereka (penderita AIDS) tanpa takut tertular. Selain obat, mereka butuh teman untuk berbagi dan berkeluh kesah.

Tempat Favorit Virus HIV
Virus HIV memiliki tempat favorit bersarang di dalam cairan tubuh manusia. Cairan-cairan tersebut adalah darah, sperma, cairan vagina, dan air susu ibu.

Cara Penularan Virus HIV
Penularan virus HIV dapat terjadi melalui hal-hal berikut ini.
  1. Transfusi darah.
  2. Penggunaan jarum suntik, tindik, tattoo, akupuntur yang tidak steril atau mengandung virus HIV.
  3. Pemberian ASI dari ibu penderita AIDS kepada anaknya.
  4. Berganti-ganti pasangan (berhubungan seks dengan penderita AIDS).
Cara Pencegahan Virus HIV
Virus HIV dapat dicegah dengan melakukan hal-hal sebagai berikut.
  1. Tidak melakukan hubungan seksual sebelum menikah.
  2. Setia pada pasangan.
  3. Gunakan kondom.
SUMBER :
https://indopriaperkasa.wordpress.com/2011/01/26/awas-hivaids-kenali-ciri-cirinya/


TUGAS 4
MASALAH SOSIAL  FAKTOR PSIKOLOGIS


PENYEBAB PRILAKU MENYIMPANG

A. Faktor dari dalam (intrinsik)
1) Intelegensi
Setiap orang mempunyai intelegensi yang berbeda-beda. Perbedaan intelegensi ini berpengaruh dalam daya serap terhadap norma-norma dan nilai-nilai sosial. Orang yang mempunyai intelegensi tinggi umumnya tidak kesulitan dalam bergaul, belajar, dan berinteraksi di masyarakat. Sebaliknya orang yang intelegensinya di bawah normal akan mengalami berbagai kesulitan dalam belajar di sekolah maupun menyesuaikan diri di masyarakat. Akibatnya terjadi penyimpanganpenyimpangan, seperti malas belajar, emosional, bersikap kasar, tidak bisa berpikir logis. Contohnya, ada kecenderungan dalam kehidupan sehari, anak-anak yang memiliki nilai jelek akan merasa dirinya bodoh. Ia akan merasa minder dan putus asa.
Dalam keputusasaannya tersebut, tidak jarang anak yang mengambil penyelesaian yang menyimpang. Ia akan melakukan segala cara agar nilainya baik, seperti menyontek.
2) Jenis kelamin
Perilaku menyimpang dapat juga diakibatkan karena perbedaan jenis kelamin. Anak laki-laki biasanya cenderung sok berkuasa dan menganggap remeh pada anak perempuan.
Contonya dalam keluarga yang sebagian besar anaknya perempuan, jika terdapat satu anak laki-laki biasanya minta diistimewakan, ingin dimanja.
3) Umur
 Umur memengaruhi pembentukan sikap dan pola tingkah laku seseorang. Makin bertambahnya umur diharapkan seseorang bertambah pula kedewasaannya, makin mantap pengendalian emosinya, dan makin tepat segala tindakannya.
Namun demikian, kadang kita jumpai penyimpanganpenyimpangan yang dilakukan oleh orang yang sudah berusia lanjut, sikapnya seperti anak kecil, manja, minta diistimewakan oleh anak-anaknya.
4) Kedudukan dalam keluarga
Dalam keluarga yang terdiri atas beberapa anak, sering kali anak tertua merasa dirinya paling berkuasa dibandingkan dengan anak kedua atau ketiga. Anak bungsu mempunyai sifat ingin dimanjakan oleh kakak-kakaknya maupun orang tuanya.
Jadi, susunan atau urutan kelahiran kadang akan menimbulkan pola tingkah laku dan peranan dari fungsinya dalam keluarga.

B. Faktor dari luar (ekstrinsik)
1) Peran keluarga
Keluarga sebagai unit terkecil dalam kehidupan sosial sangat besar perananya dalam membentuk pertahanan seseorang terhadap serangan penyakit sosial sejak dini. Orang tua yang sibuk dengan kegiatannya sendiri tanpa mempedulikan bagaimana perkembangan anak-anaknya merupakan awal dari rapuhnya pertahanan anak terhadap serangan penyakit sosial.
Sering kali orang tua hanya cenderung memikirkan kebutuhan lahiriah anaknya dengan bekerja keras tanpa mempedulikan bagaimana anak-anaknya tumbuh dan berkembang dengan alasan sibuk mencari uang untuk memenuhi kebutuhan anaknya. Alasan tersebut sangat rasional dan tidak salah, namun kurang tepat, karena kebutuhan bukan hanya materi saja tetapi juga nonmateri. Kebutuhan nonmateri yang diperlukan anak dari orang tua seperti perhatian secara langsung, kasih sayang, dan menjadi teman sekaligus sandaran anak untuk menumpahkan perasaannya.
Kesulitan para orang tua untuk mewujudkan keseimbangan dalam pemenuhan kebutuhan lahir dan batin inilah yang menjadi penyebab awal munculnya kenakalan remaja yang dilakukan anak dari dalam keluarga yang akhirnya tumbuh dan berkembang hingga meresahkan masyarakat. Misalnya, seorang anak yang tumbuh dari keluarga yang tidak harmonis.
Kasih sayang dan perhatian anak tersebut cenderung diabaikan oleh orang tuanya. Oleh sebab itulah, ia akan mencari bentuk-bentuk pelampiasan dan pelarian yang kadang mengarah pada hal-hal yang menyimpang. Seperti masuk dalam anggota genk, mengonsumsi minuman keras dan narkoba, dan lain-lain. Ia merasa jika masuk menjadi anggota genk, ia akan diakui, dilindungi oleh kelompoknya. Di mana hal yang demikian tersebut tidak ia dapatkan dari keluarganya.
2) Peran masyarakat
Pertumbuhan dan perkembangan kehidupan anak dari lingkungan keluarga akhirnya berkembang ke dalam lingkugan masyarakat yang lebih luas. Ketidakmampuan keluarga memenuhi kebutuhan rohaniah anak mengakibatkan anak mencari kebutuhan tersebut ke luar rumah. Ini merupakan awal dari sebuah petaka masa depan seseorang, jika di luar rumah anak menemukan sesuatu yang menyimpang dari nilai dan norma sosial.
Pola kehidupan masyarakat tertentu kadang tanpa disadari oleh para warganya ternyata menyimpang dari nilai dan norma sosial yang berlaku di masyarakat umum. Itulah yang disebut sebagai subkebudayaan menyimpang. Misalnya masyarakat yang sebagian besar warganya hidup mengandalkan dari usaha prostitusi, maka anak-anak di dalamnya akan menganggap prostitusi sebagai bagian dari profesi yang wajar. Demikian pula anak yang tumbuh dan berkembang di lingkungan masyarakat penjudi atau peminum minuman keras, maka akan membentuk sikap dan pola perilaku menyimpang.
3) Pergaulan
Pola tingkah laku seorang anak tidak bisa terlepas dari pola tingkah laku anak-anak lain di sekitarnya. Anak-anak lain yang menjadi teman sepergaulannya sering kali memengaruhi kepribadian seorang anak. Dari teman bergaul itu, anak akan menerima norma-norma atau nilai-nilai sosial yang ada dalam masyarakat. Apabila teman bergaulnya baik, dia akan menerima konsep-konsep norma yang bersifat positif. Namun apabila teman bergaulnya kurang baik, sering kali akan mengikuti konsep-konsep yang bersifat negatif. Akibatnya terjadi pola tingkah laku yang menyimpang pada diri anak tersebut. Misalnya di suatu kelas ada anak yang mempunyai kebiasaan memeras temannya sendiri, kemudian ada anak lain yang menirunya dengan berbuat hal yang sama. Oleh karena itu, menjaga pergaulan dan memilih lingkungan pergaulan yang baik itu sangat penting.
4) Media massa
Berbagai tayangan di televisi tentang tindak kekerasan, film-film yang berbau pornografi, sinetron yang berisi kehidupan bebas dapat memengaruhi perkembangan perilaku individu.
Anak-anak yang belum mempunyai konsep yang benar tentang norma-norma dan nilai-nilai sosial dalam masyarakat, sering kali menerima mentah-mentah semua tayangan itu. Penerimaan tayangan-tayangan negatif yang ditiru mengakibatkan perilaku menyimpang.

SUMBER :
http://4loveandlife.blogspot.com/2009/05/faktor-penyebab-penyimpangan-sosial.html


Tidak ada komentar:

Posting Komentar